TRIBUNSUMSEL.COM - Sudah lebih dari 10 hari umat
Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa di bulan suci
Ramadhan yang jatuh pada pertengahan bulan Juni 2015. Akan tetapi
tahukah kita tingkatan berpuasa seseorang?
Berikut penjelasan yang dikeluarkan oleh lembaga fatwa Mesir, Darul Ifta, mengenai tingkatan puasa seorang Muslim;
Tingkatan pertama adalah mereka yang menahan lapar dan dahaga. Ini adalah tingkatan terendah puasa seorang Muslim.
Tingkatan kedua adalah mereka yang menahan lapar dan dahaga, serta segala perbuatan dan perkataan buruk. Ini satu tingkat diatas puasa mereka yang hanya menahan lapar dan haus.
Tingkatan ketiga adalah mereka yang menahan lapar, dahaga, dan segala perbuatan dan perkataan buruk, serta hatinya ikut berpuasa menahan segela hawa nafsu yang dapat melalaikan seorang hamba dari mengingat Allah Subhanahu Wata’ala.
Ini adalah tingkatan tertinggi puasa seorang Muslim di dunia.
Adapun Imam Ghazali juga membagi puasa menjadi 3 tingkatan;
Berikut penjelasan yang dikeluarkan oleh lembaga fatwa Mesir, Darul Ifta, mengenai tingkatan puasa seorang Muslim;
Tingkatan pertama adalah mereka yang menahan lapar dan dahaga. Ini adalah tingkatan terendah puasa seorang Muslim.
Tingkatan kedua adalah mereka yang menahan lapar dan dahaga, serta segala perbuatan dan perkataan buruk. Ini satu tingkat diatas puasa mereka yang hanya menahan lapar dan haus.
Tingkatan ketiga adalah mereka yang menahan lapar, dahaga, dan segala perbuatan dan perkataan buruk, serta hatinya ikut berpuasa menahan segela hawa nafsu yang dapat melalaikan seorang hamba dari mengingat Allah Subhanahu Wata’ala.
Ini adalah tingkatan tertinggi puasa seorang Muslim di dunia.
Adapun Imam Ghazali juga membagi puasa menjadi 3 tingkatan;
Puasanya orang umum; Mereka adalah yang menahan perut dan kemaluannya dari hawa nafsu.
Puasanya orang khusus; Mereka adalah yang menahan segala panca indera dari keburukan yang dapat mengurangi pahala puasa.
Puasanya orang-orang spesial; Mereka adalah yang ikut mempuasakan hatinya dan pikiranny dari kenikmatan dunia, dan tertuju hanya kepada Allah semata.
Adapaun mengenai pahalanya, Allah semata yang berhak mengganjar puasa hamba-hambanya sesuai dengan hadits;
“Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.”
Puasanya orang khusus; Mereka adalah yang menahan segala panca indera dari keburukan yang dapat mengurangi pahala puasa.
Puasanya orang-orang spesial; Mereka adalah yang ikut mempuasakan hatinya dan pikiranny dari kenikmatan dunia, dan tertuju hanya kepada Allah semata.
Adapaun mengenai pahalanya, Allah semata yang berhak mengganjar puasa hamba-hambanya sesuai dengan hadits;
“Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.”